Halo Dunia! Aku Belajar Menulis (Lagi)

Sangat lama tidak menyentuh lagi keyboard, otak tak lagi bersentuhan dengan dunia blog. Entahlah sudah berapa tahun, tapi rasa kangen untuk menulis itu sebenarnya hampir setiap hari muncul namun dorongan dalam diri belum sampai mengajak kearah yang sangat serius. Baru hari ini saya merasa ingin sekali dan hampir tidak tertahankan untuk menulis. Tulisan ini adalah artikel pembuka sebagai langkah awal keinginan diri untuk kembali menuangkan ide kedalam tulisan. Tapi entahlah? Apakah kedepan bisa konsisten untuk menulis seperti tahun-tahun kebelakang...

Mau menulis apa ya?

Setelah berhenti menulis dalam beberapa tahun ini sungguh muncul banyak sekali sisi negatif yang saya rasakan. Dibawah ini saya akan coba beberkan beberapa hal negatif karena seseorang berhenti menulis. Hal negatif ini sifatnya personal, dalam artian tidak setiap orang merasakan hal yang saya rasakan dan saya pikirkan.

Sisi Negatif Berhenti Menulis (Nge-Blog)

1. Tidak Terdokumentasikan

Ini hal yang paling terasa dan merupakan kerugian terbesar seseorang yang berhenti menulis. Orang yang suka menulis akan mampu melihat perkembangan dirinya dengan baik, baik itu perkembangan hidup yang bersifat positif atau justru kualitas hidup yang menurun. Ketika seseorang menulis ia akan mengingat rasanya, dirinya sedang apa, sedang menghadapi apa, sedang belajar apa, sedang menjalani kehidupan disisi mana, walaupun semua apa yang ia tulis bukanlah sesuatu yang menceritakan hal pribadi, namun itu cukup sebagai titik kehidupan dimana seseorang orang akan mengingat keadaannya saat itu, mengingat keilmuannya disaat itu.

2. Menulis adalah Beban

Ketika seseorang terbiasa menulis maka dalam setiap hal dalam kehidupannya maka ia akan dengan mudah menuangkannya kedalam bentuk tulisan dan ia mampu menggambarkan/menceritaknnya dengan menarik. Namun ketika seseorang berhenti menulis, maka menulis berubah menjadi sebuah beban yang sangat berat. Lihatlah ketika seorang siswa diberi tugas oleh gurunya untuk menceritakan keluarganya, dalam waktu 1 minggu saja belum tentu selesai. Makanya, terus dan teruslah belajar dan menulis, hal ini memberi efek positif pada kita, hingga tak terasa bahwa menulis itu seperti kita minum, mengalir begitu saja bukan lagi beban tapi menjadi kebutuhan.

3. Kehilangan Ide

Semakin sering menulis semakin numpuk ide, semakin sedikit menulis semakin hilang ide, yang ada tinggalah angan-angan. Angan-angan itu sepintas seperti ide namun ketika kita mencoba menuangkannya itu justru tidak jadi apa-apa. Hanya kehampaan yang tanpa ujung, berbanding terbalik dengan orang yang terbiasa menulis, ide bisa muncul dari mana saja dan mampu terealisasikan dengan baik. Bahkan ketika kita menulis, kalimat yang sedang kita tuangkan saja bisa menjadi ide diartikel berikutnya. Terus dan terus seperti itu hingga ia sulit mengatur waktu untuk menulis.

4. Katak dalam Tempurung

Berhenti menulis hampir sama dengan berhenti belajar. Ketika seseorang berhenti belajar biasanya memunculkan karakter negatif seseorang yaitu merasa dirinya merasa paling pintar dibanding dengan orang-orang sekitarnya. Ia akan sibuk menceritakan dirinya yang hebat dimasanya dulu, namun tak sadar masanya dulu sudah terlewati dan hilang ditelan masa. Katak akan merasa bahwa dunia itu sesempit tempurung itu, dan seseorang yang berhenti menulis itu merasa bahwa dunia itu berhenti ketika orang tersebut berhenti menulis juga, padahal dunia ini terus dinamis, bergerak dan terus bergerak walau sebenarnya dalam pola tertentu.

5. Udang tidak Tahu Bongkoknya

Peribahasa ini artinya orang yang tidak menyadari kekurangan dan kesalahannya sendiri. Ya iyalah, orang yang berhenti menulis itu ya justru sibuk membahas sesuatu yang tidak penting sampai lupa dengan dirinya sendiri. Ia akan sibuk mencari kekurang orang lain, kesalahan orang lain namun dirinya sendiri seakan sempurna, hampir tanpa cacat, padahal justru sebaliknya, ia semakin lupa bahwa dirinya dipenuhi dengan berbagai kekurangan dan kesalahan.

6. Rangkaian Kata yang Sumbang

Ternyata bukan hanya menyanyi yang bisa sumbang, namun menulis saja bisa sumbang. Kata demi kata akan sangat sulit disusun dengan baik hingga menulis itu hal membosankan. Seseorang yang berhenti menulis itu akan sangat sulit untuk menyusun kata-kata menjadi susunan kalimat yang menarik, bahkan seakan-akan tumpang tindih dan akhrinya inti materi menjadi kabur. Orang yang membaca saja melongo karena tidak tahu apa yang sebenarnya ia tulis. Kalau tidak percaya, silahkan bandingkan tulisan kita antara yang masih aktif menulis dengan ketika kita jarang menulis. Kita bahkan sampai terbahak emosi ketika melihat tulisan kita saat kita jarang menulis.

Mudah-mudahan artikel ini mampu mengingatkan siapa saja terutama diri sendiri yang sudah lama tidak menulis. Semoga kedepannya blog ini akan terus diupdate dengan hal-hal menarik lainnya...
Jangan pernah berhenti menulis, dan jangan pernah berhenti belajar... Terus belajar dan belajar lagi, terus menulis dan menulis lagi...

Comments

  1. komo mun nulis terus di adcense mantap sigana 😂😂😂🤣

    ReplyDelete

Post a Comment